Sebuah film dokumenter berbahasa Prancis dengan judul "Un jour sur terre" (Sehari di Bumi) melibatkan Anggun sebagai narator dan juga sebagai penyanyi soundtrack-nya. Film berdurasi 90 menit yang disutradari oleh Alastair Fothergill tersebut mengisahkan tentang kehidupan binatang dan alam sekitar dari mulai Kutub Utara hingga ke Kutub Selatan. Film yang rencana dirilis pada 10 Oktober 2007 di Prancis ini merupakan versi layar lebar dari sebuah tayangan televisi BBC yang berjudul "Planet Earth". Klik www.unjoursurterre-lefilm.com atau www.gaumont.fr
Selain itu juga di acara oprah minggu lalu (tanggalnya saya lupa) dibahas lah film ini, namun yang diundang bukan anggun, melainkan narator wanita amerika yang memang mengisi untuk versi berbahasa ingggris
INI SEDIKIT INTERVIEW
Apa yang membuat anda menerima tawaran menjadi narator versi Prancis film UN JOUR SUR TERRE?
Awalnya mereka menawarkan aku untuk ikut kontribusi dalam proyek film ini dan...ya ampun aku khan jadi penasaran gitu. Biasanya untuk film dokumenter tentang binatang, pasti pengisi suaranya manusia. Filmnya bercerita tentang apa sich ya...kayak membuat bumi menjadi 'sehat' gitu.
Pada dasarnya film ini adalah tentang survival, bagimana mereka bertahan hidup. Aku juga ngerti logika tentang kenapa harus menggunakan suara perempuan sebagai narator.
Aku sendiri udah lihat film'nya dan aku langsung berpikir....eughhhh nggak ada lagi yang perlu dilakukan untuk menyakinkan aku. Aku langsung menerima tawaran menjadi narator.
Menurut anda apakah ada hubungan antara kelangsungan hidup di alam dengan naluri mahluk hidup (manusia pada umumnya) untuk menjaga kelestarian hidup dialam? Hal-hal seperti ini lebih jelas terlihat di Indonesia atau di Barat?
Hubungannya pasti ada. Di Prancis (dimana saya tinggal), apa yang disebut taman bahkan tidak memiliki banyak bunga. Sementara di Indonesia, yang namanya tanam-tanaman termasuk dalam subjek pelajaran disekolah. Kami diajarkan untuk menghargai binatang dan tumbuh2'an. Disamping itu, kami juga harus menghargai sisi magis dan spritual yang ada di alam.
Masalahnya, dibanyak negara seperti Indonesia...ketika kita berbicara tentang lingkungan alam tidak ada yang peduli karena mereka berpikir banyak hal yang lebih 'penting' untuk diperhatikan.
Sebagai seorang publik figur, aku seperti punya semacam media untuk menyampaikan kepada publik. Buat aku, aku juga punya tanggung jawab untuk menyampaikan masalah ini kepada masyarakat. Salah satu caranya ya dengan bersedia menjadi narator film ini. Ini adalah salah satu bentuk perhatian dan tanggung jawabku terhadap alam sebagai salah satu warga bumi.
Gaya berbicara anda dalam menyampaikan narasi film ini terdengar berbeda dari narasi tentang film2 sejenisnya. Apakah anda memang diharuskan untuk menyampiakn narasi dengan gaya seperti itu?
Sebenernya aku mengusulkan ide seperti itu setelah membaca skenario dan menonton filmnya. Kebetulan saat itu aku lagi hamil dan aku seperti seorang ibu yang bercerita difilm itu. Makanya aku tidak ingin narasinya seperti sedang mengajar secara akademis. Karena pada dasarnya difilm itu aku banyak melihat beberapa momen yang sangat menyentuhku. Jadi aku pikir 'kenapa aku enggak menggunakan momen itu?'. Mungkin ini kayak pendekatan ala Indonesia. Film ini juga tidak menyalahkan manusia atas apa yang terjadi pada bumi, tetapi juga tidak berusaha untuk menggurui.
Makanya aku mencoba bikin narasi dengan suara yang halus seperti berbisik karena penyampaian pesan yang hendak disampaikan film ini juga sangat halus.
Aku percaya, pesan yang disampaikan dengan halus lebih bisa diterima daripada pesan yang disampaikan secara cepat atau brutal.
Adegan mana dalam film ini yang paling menyentuh dan mengesankan anda?
Adegan terakhir waktu ada beruang berenang...dia menoleh kekiri dan kekanan. Dia kayak lagi ada ditengah2 air yang sangat luas. Sebetulnya itu adalah esensi dari film ini : menyaksikan bagaimana binatang bertahan hidup.
Kita seharusnya bisa bertanggung jawab pada situasi seperti ini. Aku sempat berpikir bagaimana jika kita manusia berada diposisi atau situasi seperti itu. Pesan seperti itu sangat menyentuhku secara personal.
Apakah anda cukup optimis film ini bisa membangkitkan kesadaran manusia terhadap alam, atau film ini justru adalah sebuah gambaran tentang proses menghilangnya sebuah kehidupan?
Secara objektif, film ini berusaha untuk membangkitkan kesadaran manusia. Kamu harus menontonnya. Aku percaya, sekali kamu melakukannya untuk perubahan, maka (mudah2'an) setiap orang akan bersedia melakukannya juga.
Tentu saja sebuah film atau lagu tidak mungkin mengubah dunia, tetapi mungkin saja bisa mengubah beberapa orang
No comments:
Post a Comment