Thursday, January 24, 2008

Campus Life - Penjajak Minuman


Siang ini matahari sangat berani memancarkan sinarnya, gw cukup seneng dengan situasi kaya gini, tapi jangan setiap hari ya, ga kuat gw. Disisi lain ada wanita paruh baya yang kelihatannya capek banget melawan hantaman hari ini.

Gue biasa panggil beliau BuNek, penjual minuman & rokok eceran di kampus gue, yaitu Universitas Pancasila. Gue ga tahu, kenapa beliau bisa dipanggil seperti itu, mungkin karena usianya yang +/- 60 tahun, biasanya kalau umur sekitar itu setiap orang akan memanggil nenek. Tapi ga penting juga, apalah arti sebuah nama. Yang penting kita dapat berbagi sesama, meskipin hanya dengan lebih care kepada mereka ataupun mendoakan, menurut gue itu cukup dan wajar, karena gue ga bisa berbuat banyak,cuma itu. Karena gue pun masih nyusu sama orang tua.

Waktu menunjukan pukul 13:15, kalau difikir-fikir dengan keadaan cuaca hari ini yang begitu ngejreng, seharusnya banyak penghuni kampus yang merasa kehausan dan cari minuman segar yang dinggin. Tapi teori gue salah, waktu gue beli rokok, beliau bilang “mas beli minum toh, udah sampe jam segini baru 2 botol yang kejual”. Secara 2 menit yang lalu gw baru aja makan+minum, gimana ceritanya klo gue minum lagi?. Gue cukup heran, kok bisa? Apalagi beliau bilang membayar distribusi tiap bulan sebesar Rp100ribu kepada pihak kampus, bukannya gue sok jadi orang suci, tapi beliau bayar sebesar itu, namun tidak ada fasilitas yang diberikan pihak kampus. Beliau hanya menjajakan dagangannya di parkiran hanya dengan gerobak & bangku paris yang reot, sedangkan peyewa lahan parkir, hanya dibebankan +/- Rp1000 untuk sekali parkir, itu pun kalau penduduk kampus bayar. Gue cukup miris denger pernyataan beliau.

Sebenarnya gue ga mau tulis cerita ini, tapi gue ga tau harus gimana. Hati gue tersentuh untuk membahas beliau. Siapa tahu dari teman-teman kampus membaca tulisan ini akan lebih aware sama lingkungan sekitar dan lebih menghargai yang sesungguhnya. Beliau pernah cerita ke gue, mahasiswa/I yang ditawarin dagangannyaga ada yang merespon dia. Apa salahnya coba, kalau emang ga mau beli, ya bilang aja ga, jangan jadi bisu dan pura-pura ga denger.

Dikampus ini tidak cuma beliau yang menjual minuman & rokok keliling, ada 2 orang lagi, namanya Nely dan yang satunya lagi biasa gue panggil Ibu. Usianya berkisar 40th, yang lebih gesit gerakannya dibanding BuNek. Mereka sering rebutan lahan, antara BuNek dan 2 penjual tersebut. Apa karena beliau sudah tua makanya sering pasrah aja terima keadaan seperti itu. Oh S********T!!!!

Senin kemarin tepatnya tanggal 21, BuNek kebelakang tepat UKM, gw ada diruangan Photography, beliau melihat kearah gue, rencananya gue mau beli rokok, tapi mendadak, salah satu dari 2 penjual itu menyerobot posisi beliau agar gue belinya ke dia, tapi gue berfikir, bahwa orang ini ga sopan, gue kasih sinyal ke BuNek, kalau gue akan beli ke dia, tapi nanti setelah orang itu menjauh. Gue ga mau cuma gara-gara rokok, mereka semakin panas.

Gue cuma bisa berdoa agar mereka bisa saling rukun, sama-sama cari duit, tapi ga perlu acri musuh kaya gitu. Lebih baik berdamailah. Dan bebas untuk mencari pelanggan dimana pun.

Terima kasih BuNek dan Rekan-rekan. Tanpa kalian kami dikampus sulit ngerokok dan minum-minuman yang segar.

NB: BuNe kemarin pas saya foto, Ibu minta di cetakin, saya janji akan kasih fotonya. Sehat selalu dan eteng rejeki untuk BuNe dan keluarga serta damai untuk semua...

No comments: